بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ اَلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمْ, و أَرْسَلَ رُسُلُهُ لِيُتِمَّ أخْلَاقِ الْكَرِيمْ, وَ أَشْهَدُ أنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّه و أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهْ, اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّم عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٌ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ القِيَامَةْ, قالَ اللهُ تَعَال فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمْ: وَ لَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَ لَا السَّيِّئَةْ ... أمَّا بَعْدُ
Yang terhormat Bapak dan Ibu Guru...
Yang terhormat Dewan Juri Lomba Cipta Teks Khitobah...
Juga Hadirin dan Hadirat yang kami hormati...
Pertama dan yang paling utama marilah kita senantiasa bersyukur atas nikmat Allah SWT sehingga kita masih bisa menjalankan segala aktifitas dengan lancar dan juga masih bisa bertemu dengan keluarga, sahabat, saudara, dan tetangga untuk selalu mengajak kepada kebaikan.
Shalawat serta salam marilah selalu kita sanjungkan kepada Nabi terakhir di akhir zaman, Muhammad SAW yang telah mengajarkan kita untuk selalu berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan.
Bapak dan Ibu yang dirahmati Allah...
Dalam kesempatan kali ini ijinkanlah saya untuk menyampaikan pidato tentang Akhlak yang mulia.
Setiap hari setiap waktu di sekolah dan juga di rumah, kita selalu diajarkan untuk berbuat kebaikan. Kita biasa diajarkan melalui nasehat-nasehat, cerita, kisah, dan juga pelajaran yang sebagian tidak bisa ditemukan di bangku sekolah. Ya, belajar agar mempunyai akhlak yang mulia tidak akan cukup jika hanya belajar selama satu jam dua jam seperti matematika, tidak cukup sehari dua hari seperti kemah pramuka, dan tidak cukup setahun dua tahun seperti sekolah TK. Akan tetapi, belajar agar mempunyai akhlak yang mulia, haruslah dilakukan selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 12 bulan setahun, dan jangan berhenti kecuali hilang nafas dari badan.
Bapak dan Ibu yang berbahagia...
Mengapa kita perlu belajar akhlak? Bukankah nanti tidak akan ada tes pelajaran akhlak di Ujian Nasional? Karena Rasulullah SAW pernah bersabda:
الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَ الإثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَ كَرِهْتَ أنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهْ
“kebaikan itu adalah akhlak yang baik dan dosa atau kejelekan itu adalah apa yang meragukan hatimu dan engkau takut jika hal itu diketahui oleh orang lain.” (HR. Muslim)
Sebenarnya agama islam menginginkan akhlak yang baik itu selalu ada pada diri pribadi umatnya dan perbuatan yang buruk itu hendaknya di buang jauh-jauh dari kehidupan keseharian kita. Dan juga inti dari ajaran agama kita adalah menjadikan akhlak yang baik sebagai sifat kita.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah pernah berkata “Agama secara keseluruhan adalah akhlak. Maka barangsiapa yang akhlaknya lebih baik darimu, berarti agamanya pun lebih baik darimu.”
Hadirin dan Hadirat yang kami hormati...
Salah satu akhlak mulia yang telah dicontohkan oleh Rasulullah adalah sifat jujur. Hakikatnya jujur adalah mengungkapkan kebenaran tanpa mengurangi ataupun menambahi. Sedangkan kebalikan dari sifat jujur adalah bohong, yaitu dengan mengungkapkan yang tidak sebenarnya atau dengan membuat cerita yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Satu buah kejujuran akan menumbuhkan kepercayaan orang lain kepada kita.
Sebagaimana Nabi Muhammad SAW pernah diberi gelar Al-Amin yang artinya dapat dipercaya, bahkan sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Sedangkan satu buah kebohongan akan mengantarkan kita pada kebohongan yang lain sehingga menambah dosa kita. Sebagaimana ungkapan “hanya yang tidak dilakukan, yang bisa disembunyikan’’ saya ulangi lagi “hanya yang tidak dilakukan, yang bisa disembunyikan”.
Jadi pada dasarnya kita tidak bisa menyembunyikan perbuatan baik ataupun buruk yang telah kita lakukan. Sebagaimana yang dikatakan simbah “becik ketitik, ala ketara”
Jadi Bapak dan Ibu yang saya hormati...
Akhlak yang mulia akan mengantarkan kita kepada kebaikan yang lain. Dan juga sebaliknya keburukan juga akan mengantarkan kepada keburukan yang lain. Jangan sampai kita berbicara ini itu seperti pejabat mau naik pangkat jadi wakil rakyat tetapi setelah jadi wakil mereka lupa dengan orang-orang yang diwakili. Ibarat orang yang lomba panjat pinang ketika di sampai diatas bersama puluhan hadiah yang bergelantungan dia lupa dengan empat lima orang yang sudah dia injak dibawahnya.
Jika kita jujur maka orang lain akan percaya kepada kita, tetapi jika kita sering berbohong maka orang lain tidak akan pernah percaya meskipun suatu ketika kita berkata benar. Karena jika seseorang tidak bisa dipercaya dalam hal-hal kecil, maka dia juga tidak bisa dipercaya dalam hal yang besar.
Dalam hal ini Albert Einstein pernah berkata “Whoever is careless with the truth in small matters cannot be trusted with important matters.” Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa berbuat kebaikan karena sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan nantinya akan mendapat balasannya dan juga keburukan sekecil apapun juga ada balasannya
Akhir kata ada ubi ada talas, ada budi ada balas. Nonton tari tujuh belasan, hanya juri yang dapat jajan. Terima kasih atas segala perhatian dan mohon maaf atas segala kekurangan, semoga apa yang telah kita usahakan mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi kita dan apa yang kita tinggalkan merupakan keburukan bagi kita, aamiin yaa rabbal aalamiin
Sebenarnya agama islam menginginkan akhlak yang baik itu selalu ada pada diri pribadi umatnya dan perbuatan yang buruk itu hendaknya di buang jauh-jauh dari kehidupan keseharian kita. Dan juga inti dari ajaran agama kita adalah menjadikan akhlak yang baik sebagai sifat kita.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah pernah berkata “Agama secara keseluruhan adalah akhlak. Maka barangsiapa yang akhlaknya lebih baik darimu, berarti agamanya pun lebih baik darimu.”
Hadirin dan Hadirat yang kami hormati...
Salah satu akhlak mulia yang telah dicontohkan oleh Rasulullah adalah sifat jujur. Hakikatnya jujur adalah mengungkapkan kebenaran tanpa mengurangi ataupun menambahi. Sedangkan kebalikan dari sifat jujur adalah bohong, yaitu dengan mengungkapkan yang tidak sebenarnya atau dengan membuat cerita yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Satu buah kejujuran akan menumbuhkan kepercayaan orang lain kepada kita.
Sebagaimana Nabi Muhammad SAW pernah diberi gelar Al-Amin yang artinya dapat dipercaya, bahkan sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Sedangkan satu buah kebohongan akan mengantarkan kita pada kebohongan yang lain sehingga menambah dosa kita. Sebagaimana ungkapan “hanya yang tidak dilakukan, yang bisa disembunyikan’’ saya ulangi lagi “hanya yang tidak dilakukan, yang bisa disembunyikan”.
Jadi pada dasarnya kita tidak bisa menyembunyikan perbuatan baik ataupun buruk yang telah kita lakukan. Sebagaimana yang dikatakan simbah “becik ketitik, ala ketara”
Jadi Bapak dan Ibu yang saya hormati...
Akhlak yang mulia akan mengantarkan kita kepada kebaikan yang lain. Dan juga sebaliknya keburukan juga akan mengantarkan kepada keburukan yang lain. Jangan sampai kita berbicara ini itu seperti pejabat mau naik pangkat jadi wakil rakyat tetapi setelah jadi wakil mereka lupa dengan orang-orang yang diwakili. Ibarat orang yang lomba panjat pinang ketika di sampai diatas bersama puluhan hadiah yang bergelantungan dia lupa dengan empat lima orang yang sudah dia injak dibawahnya.
Jika kita jujur maka orang lain akan percaya kepada kita, tetapi jika kita sering berbohong maka orang lain tidak akan pernah percaya meskipun suatu ketika kita berkata benar. Karena jika seseorang tidak bisa dipercaya dalam hal-hal kecil, maka dia juga tidak bisa dipercaya dalam hal yang besar.
Dalam hal ini Albert Einstein pernah berkata “Whoever is careless with the truth in small matters cannot be trusted with important matters.” Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa berbuat kebaikan karena sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan nantinya akan mendapat balasannya dan juga keburukan sekecil apapun juga ada balasannya
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهْ, وَ مَنْ يَعْمَل مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرَّا يَرَهْ
Akhir kata ada ubi ada talas, ada budi ada balas. Nonton tari tujuh belasan, hanya juri yang dapat jajan. Terima kasih atas segala perhatian dan mohon maaf atas segala kekurangan, semoga apa yang telah kita usahakan mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi kita dan apa yang kita tinggalkan merupakan keburukan bagi kita, aamiin yaa rabbal aalamiin
وَ بِاللهِ تَوْفِيقْ وَ الْهِدَيَةْ وَ الرِّضَى وَ الْإنَيَةْ السَّلَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ